MAKALAH CERITA FABEL
Disusun Oleh :
Nama : Mhann Ddos Attack
Kelas : XXX
SMP NEGERI HACKER
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas petunjuknya akhirnya kami
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah
ini dibuat oleh penulis untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Menulis”. Adapun judul dari makalah ini adalah “Teks Cerita Fabel”.
Adapun isi dari makalah ini kami membahas tentang definisi,
pemahamanstruktur teks, unsur kebahasaan, cara menyusun teks cerita
fabel, dan caramerevisi teks cerita fabel.
Kami
mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan
makalah ini. Selain itu kami sebagai penulis makalah ini memohon maaf apabila
masih terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini dan kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun bagi kami.
Kepo, 32 November 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR
ISI.............................................................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN....................................................................................................
1.
Latar
Belakang......................................................................................................
2.
Rumusan
Masalah................................................................................................
Tujuan
Penulisan......................................................................................................
BAB
II PEMBAHASAN.....................................................................................................
1.Kajian
Kompetensi Inti dan Kajian Kompetensi Dasar..................................
A.
Kompetesi inti kelas VIII.........................................................................
B.
Kompetensi Dasar Kelas
VIII....................................................................
2.
Kajian Teori Teks Cerita Fabel..........................................................................
A.
Pengertian teks cerita
fabel.......................................................................
B. Ciri-ciri
teks cerita fabel............................................................................
C
. Struktur teks cerita
fabel..........................................................................
D.
Ciri bahasa teks cerita
fabel......................................................................
3.
Kajian Teori Teks Cerita Fabel dari Buku Panduan Siswa Kelas VIII
SMP
A.
Memahami teks cerita fabel......................................................................
B.
Membedakan teks cerita fabel..................................................................
C.
Mengklasifikasi teks cerita fabel...............................................................
D.
Mengidentifikasi kekurangan teks cerita fabel.........................................
E.
Menangkap makna teks cerita
fabel..........................................................
F.
Menyusun teks cerita
fabel........................................................................
G.
Menelaah dan merevisi teks cerita fabel...................................................
H.
Meringkas teks cerita
fabel.......................................................................
I.
Langkah menulis teks cerita fabel..............................................................
J.
Menulis puisi dari teks cerita
fabel.............................................................
BAB
III PENUTUP.................................................................................................
1.Kesimpulan............................................................................................................. 13
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Secara
terminologis fabel berasal dari bahasa Latin fabula. Cerita fabel
merupakan cerita tentang kehidupan binatang yang berperilaku menyerupai
manusia. Fabel termasuk jenis cerita fiksi, bukan kisah tentang
kehidupan nyata. Cerita fabel sering juga disebut cerita moral karena pesan
yang ada didalam cerita fabel berkaitan erat dengan moral.
Percayakah
kamu bahwa belajar tu tidak hanya pada manusia? Kita dapat pada apa yang ada
dibumi, misalnya belajar pada alam, tumbuhan, atau binatang. Keseluruhan kehidupan
jenis tumbuhan-tumbuhan suatu habitat disebut flora, sedangkan keseluruhan
kehidupan jenis binatang disebut fauna. Pada pelajaran ini kamu akan diajak
memahami dan mencermati teks cerita fabel. Tokoh pada cerita fabel biasanya
binatang. Teks cerita fabel tidak hanya mengisahkan kehidupan binatang, tetapi
juga mengisahkan kehidupan manusia dengan segala karakternya.
Binatang-binatang
yang ada pada cerita fabel memiliki karakter seperti manusia. Karakter mereka
ada yang baik dan ada juga yang tidak baik. Mereka mempunyai sifat jujur,
sopan, pintar dan senang bersahabat, serta melakukan perbuatan terpuji. Mereka
ada yang berkarakter licik, culas, sombong, suka menipu, dan ingin menang
sendiri. Cerita fabel tidak hanya ditujukan kepada anak-anak, tetapi juga
kepada orang dewasa. Setelah membaca dan memahami teks cerita fabel, kita dapat
belajar pada karakter-karakter binatang tersebut. Cerita fabel menjadi salah
satu sarana potensial dalam menanamkan nilai-nilai moral. Kamu dapat belajar
dan mencontoh karakter-karakter yang baik dari binatang itu agar kita memiliki
sifat terpuji.
2. Rumusan
Masalah
a. Apa
pengertian dan ciri-ciri teks cerita fabel ?
b.
Bagaimana struktur dan unsur kebahasaan teks cerita fabel ?
c. Bagaimana
Kegiatan 1 Pemodelan Teks Cerita Fabel?
d. Bagaimana
Kegiatan 2 Penyusunan Teks Cerita Fabel Secara Berkelompok?
e. Bagaimana
Kegiatan 3 Menyusun Teks Cerita Fabel Secara Mandiri?
3. Tujuan
Penulisan
a. Untuk
Mengetahui Pengertian dan Ciri Teks Cerita Fabel.
b.
Untuk Mengetahui Struktur dan Unsur Kebahasaan Teks Cerita Fabel.
c. Untuk
Mengetahui Kegiatan 1 Pemodelan Teks Cerita Fabel.
d.
Untuk Mengetahui Kegiatan 2 Penyusunan Teks Cerita Fabel Secara Berkelompok.
e.
Untuk Mengetahui Kegiatan 3 Menyusun Teks Cerita Fabel Secara Mandiri.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kajian
Kompetensi Inti dan Kajian Kompetensi Dasar
A.
Kompetesi inti kelas VIII
Kompetensi
Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang
harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan
pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu,gambaran mengenai
kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan
keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta
didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi
Inti kelas VIII dalah sebagai berikut :
a. Memahami
dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata
b. Mengolah,
menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber
lain yang sama dalam sudut pandang/teori
B.
Kompetensi Dasar Kelas VIII
Kompetensi
Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang
diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi
yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada
kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut
dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal,
serta ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi Dasar kelas VIII adalah
sebagai berikut :
a. Memahami
teks cerita moral/fabelMembedakan teks cerita moral/fabel
b. Mengklasifikasi
teks cerita moral/fabel
c. Mengidentifikasi
kekurangan teks cerita moral/fabel
d. Menangkap
makna teks cerita moral/fabel
e. Menyusun
teks cerita moral/fabel
f. Menelaah
dan merevisi teks cerita moral/fabel
g. Meringkas
teks cerita moral/fabel
2. Kajian
Teori Teks Cerita Fabel
A.
Pengertian teks cerita fabel
Cerita
fabel adalah teks cerita fiksi yang menggunakan hewan sebagai tokoh yang
bertingkah laku seperti manusia. Teks cerita fabel menunjukkan
penggambaran moral / unsur moral dan karakter manusia dan kritik
tentangkehidupan di dalam ceritanya. Teks cerita fabel digunakan sebagai sarana
untuk menyampaikan pesan-pesan dan nilai moral kepada pembaca, dengan tujuan
agar pembaca tidak mudah tergoda untuk melakukan tindakan tercela. Selain itu,
pembaca juga terilhami untuk menjadi manusia yang berbudaya dan berbudi luhur.
Meskipun dijadikan sebagai sarana untuk menyampaikan pesan moral, bukan berarti
cerita fabel kehilangan daya tarik. Dengan kemasan bahasa yang lugas dan mudah
dipahami, cerita fabel digemari oleh kalangan anak-anak hingga orang tua.
B. Ciri-ciri
teks cerita fabel
1.
Menggunakan hewan sebagai tokoh utama dan dapat bertingkah seperti manusia.
2.
Menunjukkan penggambaran moral dan dan kritik tentang kehidupan di dalam
ceritanya.
3.
Penceritaan yang pendekdan menggunakan pilihan kata yang mudah.
4.
Menceritakan antara karakter manusia yang lemah dan kuat.
5.
Menggunakan setting alam.
6./Memuat
informasi berdasarkan khayalan (fiksi).
C
. Struktur teks cerita fabel:
1.
Judul adalah kepala karangan yang berfungsi mengarahkan pikiran pembaca tentang
gambaran umum isi fabel.
2. Orientasi
adalah kalimat yang terdapat pada awal cerita yang fungsinya untuk pengenalan
waktu, tempat & karakter/tokoh.
3. Komplikasi
adalah bagian/dimana/munculah masalah/atau/konflik cerita.
4.
Klimaks adalah konflik mencapai puncaknya.
5. Resolusi
adalah bagian penyelesaian masalah atau pemecahan konflik pada
cerita.
6. Koda
adalah pesan moral dari pengarang (tidak semua pengarang menyantumkan koda
pada ceritanya) atau penyelesaian masalah.
D.
Ciri bahasa teks cerita fabel:
Bahasa
dalam fabel dimanfaatkan untuk menggambarkan sifat-sifat hewan yang memiliki
kemiripan atau kesamaan dengan sifat manusia. Adapun ciri-ciri bahasa dalam
fabel adalah :
a. Memuat
kata-kata sifat untuk mendeskripsikan pelaku, penampilan fisik, atau kepribadiannya.
b. Memuat
kata-kata keterangan untuk menggambarkan latar (latar waktu, tempat, dan
suasana).
c. Memuat
kata kerja yang menunjukan peristiwa-peristiwa yang dialami para pelaku.
3.
Kajian Teori Teks Cerita Fabel dari Buku Panduan Siswa Kelas VIII SMP
A.
Memahami teks cerita fabel
Dalam
kehidupan sehari-hari, nilai kejahatan dan kebaikan akan selalu hadir di
sekitar kehidupan manusia. Dalam teks cerita fabel ini menyajikan karakter
tokoh yang berperilaku baik dan jahat yang akhirnya tokoh yang baiklah yang
akan menang. Tentu saja atas apa yang digambarkan pada teks cerita fabel itu
pembaca tidak akan tergoda untuk melakukan tindakan tercela. Kita bisa
menunjukan berbagai contoh tindakan yang mengandung nilai kejahatan dan
kebaikan dalam kehidupan sehari-hari. Dari beragamnya nilai kejahatan dan
kebaikan itu ternyata tersirat pula dalam berbagai jenis fabel. Pemahaman teks
cerita fabel dapat dilihat dari :
a.
Memahami struktur teks cerita fabel
Dahulu,
ketika belum ada tradisi menulis, fabel dituturkan dalam tradisi lisan secara
turun temurun. Hal ini dilakukan untuk menyampaikan pesan moral pada anak
cucu. Namun, seiring perkembangan zaman, fabel tidak lagi
dituturkan secara lisan. Akan tetapi, cerita jenis ini sudah banyak
yang dialihkan kedalam bentuk tulisan. Cerita teks fabel memiliki struktur
sebagai berikut :
Ø Orientasi
adalah kalimat yang terdapat pada awal cerita yang fungsinya untuk pengenalan
waktu, tempat & karakter/tokoh.
Ø Komplikasi
adalah bagian/dimana/munculah masalah/atau/konflik cerita.
Ø Resolusi
adalah bagian penyelesaian masalah atau pemecahan konflik pada
cerita.
Ø Koda
adalah pesan moral dari pengarang (tidak semua pengarang menyantumkan koda
pada ceritanya) atau penyelesaian masalah.
b.
Memahami unsur kebahasaan teks cerita fabel
Ø Mengidentifikasi
kata kerja
· Verba Transitif adalah verba
yang membutuhkan kehadiran nomina atau kata benda sebagai objek dalam kalimat
aktif, dan objek itu dapat menjadi subjek dalam kalimat aktif. Contoh:
1) Bahkan
sang semut kuat mengangkat beban yang lebih besar dari tubuhnya.
2) Ia
sangat bahagia karena bisa berjalan-jalan melihat taman yang indah
· Verba
Intransitif adalah verba yang tidak memerlukan objek dalam
kalimat.
Contoh:
1) Ia berjanji tidak
akan menghina mahluk ciptaan Tuhan.
Ø Penggunaan
kata sandang si dan sang
Kaidah
penulisan si dan sang terpisah dengan kata yang
diikutinya. Kata si dan sang ditulis dengan huruf kecil,
bukan huruf kapital. Perhatikan contoh berikut ini :
1) “Bagaimana
caranya agar si kecil rajin belajar?”tanya ibu.
2) Kedua
orang tua itu, si Kecil dan si Kancil, adalah pembatu di pasar.
Kata
kecil pada kalimat 1) ditulis dengan huruf kecil karena bukan
merupakan nama. Pada kalimat 1) ditulis dengan huruf kapital karena dimaksudkan
sebagai panggilan atau nama julukan.
Ø Penggunaan
kata keterangan tempat dan waktu
Dalam
teks cerita fabel biasanya digunakan kata keterangan tempat dan kata keterangan
waktu untuk menghidupkan suasana. Untuk keterangan tempat biasanya digunakan
kata depan di dan keterangan waktu biasanya digunakan kata
depan pada atau kata yang menunjukan informasi waktu. Contoh :
1) Dikisahkan pada
suatu hari yang cerah ada seekor semut berjalan-jalan di taman.
2) Si
kupu-kupu mengangkat ranting itu dan menurunkannya di tempat yang aman.
Ø Penggunaan
kata hubung lalu, kemudian, dan akhirnya.
Kata lalu dan kemudian memiliki
makna yang sama. Kata itu digunakan sebagai penghubung antarkalimat.
Kata akhirnya biasanya digunakan untuk menyimpulkan dan mengakhiri
informasi dalam paragrap atau dalam teks. Perhatikan kalimat dibawah ini :
1) Setelah
mendengar berita kebakaran itu, Amir pergi ke
luar, kemudianberlari, lalu berteriak sambil menangis.
2) Lalu, sang
semut memegang erat ranting itu.
3) Kemudian, sang
semut berterimakasih kepada kupu-kupu karena kupu-kupu telah menyelamatkan
nyawanya.
4) Akhirnya, sang
semut berjanji kepada kupu-kupu bahwa dia tidak akan menghina semua mahluk
ciptaan Tuham yang ada di taman itu.
B.
Membedakan teks cerita fabel
Perbedaan
antara teks cerita fabel dengan teks cerita pendek dapat dilihat dari dua
aspek, yaitu dari segi struktur isi dan dari segi fitur bahasa. Struktur isi
dalam fabel umumnya bersifat statis (tidak banyak mengalami perubahan) dari
waktu ke waktu. Sebaliknya struktur isi cerpen cenderung bersifat dinamis
sesuai dengan kreativitas pengarang. Disamping itu watak tokoh cerita dalam
fabel digambarkan secara jelas dan tegas. Sebaliknya dalam cerpen, watak tokoh
tidak digambarkan secara hitam putih. Artinya, watak tokoh digambarkan lebih
manusiawi. Dibalik wajah jahatnya, seorang tokoh masih memiliki watak yang
baik.
*Contoh
teks cerita fabel :
Kupu-kupu
Berhati Mulia
Dikisahkan
pada suatu hari yang cerah ada seekor semut berjalan-jalan di taman. Ia
sangat bahagua karena bisa berjalan-jalan melihat taman yang indah. Sang semut
berkeliling taman sambil menyapa binatang-binatang yang berada di taman itu.
Ia
melihat sebuah kepompong diatas pohon. Sang semut mengejek bentuk kepompong
yang jelek yang tidak bisa pergi kemana-mana.
“Hei,
kepompong alangkah jelek nasibmu. Kamu hanya bisa menggantung diranting itu.
Ayo jalan-jalan, lihat dunia yang luas ini. Bagaimana nasibmu jika ranting itu patah?”
Sang
semut selalu membnaggakan dirinya yang bisa pergi ke tempat yang ia suka.
Bahkan sang semut kuat mengangkat beban yang lebih besar dari tubuhnya. Sang
semut merasa bahwa dirinya adalah binatang yang paling hebat. Si kepompong
hanya diam saja mendengar ejekan tersebut.
Pada
suatu pagi sang semut kembali berjalan ketaman itu. Karena hujan ,dimana-mana
terdapat genangan lumpur. Lumpur yang licin membuat semut tergelincir kedalam
lumpur. Ia terjatuh ke dalam lumpur. Sang semut hampir tenggelam dalam genangan
itu. Semut berteriak sekencang mungkin untuk meminta bantuan.
“Tolong,
bantu aku! Aku mau tenggelam, tolong …, tolong…..!”
Untunglah
saat itu adaseekor kupu-kupu yang terbang melintas. Kemudian, kupu-kupu
menjulurkan sebuah ranting kearah semut.
“Semut,
peganglah erat-erat ranting itu! Nanti aku akan mengangkat ranting itu.”
Lalu
sang semut memegang erat-erat ranting itu. Si kupu-kupu mengangkat ranting itu
dan menurunkannya di tempat yang aman.
Kemudian,
sang semut berterimakasih kepada kupu-kupu karea kupu-kupu telah menyelamatkan
nyawanya. Ia memuji kupu-kupu sebagai binatang yang hebat dan terpuji.
Mendengar
pujian itu, kupu-kupu berkata kepada semut.
“Aku
adalah kepompong yang pernah diejek,”kata si kupu-kupu.
Ternyata,
kepompong yang dulu ia ejek sudah menyelamatkan dirinya.
Akhirnya,
sang semut berjanji kepada kupu-kupu bahwa dia tidak akan menghina semua mahluk
ciptaan Tuhan yang ada di taman itu.
*Contoh
teks cerita pendek :
Sudah
dua hari ini Imah tidak ke sekolah. Padahal, dia itu anak yang rajin dan
sebelumnya tak pernah begini. Oleh karena itu, aku, Ana, dan Afga berencana
mengunjunginya usai pulang sekolah.
Siang
harinya sesuai rencana kami, aku pun menunggu teman-temanku disamping pintu
gerbang sekolah.
“Kemana
ya mereka ?” gumamku.
Tiba-tiba
mereka mengejutkanku dan berteriak, “Dor! kaget, ya ?”
“Apaan
sih, kalian? mengagetkanku saja. Kalau aku jantungan gimana ?” seruku.
“Maaf,
maaf ,Di. Soalnya tadi kami mampir dulu keruang guru untuk mengumpulkan tugas
dari Pak Marno, pinta Ana dan Afga.
Sebelum
kerumah Imah, kami sempat mampir kewarung untuk membeli roti. Bahkan Afga
sempat membeli es karena kehausan.
Tak
terasa kami sampai didepan pintu rumah Imah. Kami pun mengetuk serta
mengucapkan salam.
“Adi,
Ana, Afga rupanya. Silahkan masuk dan duduk dulu,ya,” Bu Ina, Ibu Imah
mempersilahkan kami masuk.
Tidak
lama, Imah keluar. Dia terlihat kurus dan wajahnya Nampak pucat.
Dia
berkata “Afga, jajannya dijaga. Jangan jajan sembarangan gitu,” sembari
menunjuk katong es yang dibaea Afga.
“Kenapa?
Aku kan haus?” jawab Afga dengan polosnya.
“Kamu
tahu?” Ucap Imah yang membuat kami penasaran.
“Tahu
apa?”tanyaku.
Imah
menjelaskan bahwa dia sakit karena jajan sembarangan. Ia juga minum es seperti
yang sedang dibawa Afga.
“Ya
ampun,” kata Afga berikut menjauhkan sedotan dari bibirnya.
Imah
juga memberitahu kami kalau lebih baik kita membawa bekal dari rumah. Sebab,
itu lebih bersih dan terhindar dari zat berbahaya bagi tubuh. Zat tersebut
adalah zat pewarna yang tidak dianjurkan untuk makanan, boraks atau bahan
formalin. Padahal, formalin itu digunakan untuk mengawetkan mayat.
“Astaga
aku kan belum jadi mayat!” Seru Afga.
“Iya
aku juga ngga mau.” Sahutku
“Kalau
gitu, besok kau bawa bekal aja dari rumah,” ucap Afga. Kami semua sependapat
dengan Afga.
Ternyata
karena menjenguk sobat ku itu, aku jadi tahu kalau kita memag tidak boleh jajan
sembarangan. Lagi pula, lebih baik bawa bekal dari rumah, terus uang
sakunya bisa ditabung untuk keperluan yang lebih bermanfaat.
“Imah,
lekas sembuh ,ya,” ucap kami sebelum pulang.
“Aamiin.
Makasih ya teman-teman,”jawab Imah.
“Besok
kamu jadi masuk sekolah kan ,? belajar juga buat ulangan matematika. Semangat!”
Kata Ana.
“Siap
bos! Semoga kita dapat seratus lagi, ya,” jawab Imah.
“Pasti!
Semangat! Seru kami.
Perjalanan
kami dihari itu berakhir dengan senyuman dan semangat untuk menghadapi ulangan
di esok hari.
C.
Mengklasifikasi teks cerita fabel
Teks
cerita moral pada dasarnya dijadikan sebagai sarana untuk menyampaikan
pesan-pesan moral kepada pembaca. Penyampaian pesan moral melalui teks cerita
lebih menarik karena dipadukan melalui rangkaian peristiwa yang seru dan
menegangkan. Cerita kisah perjalanan keruang angkasa, petualangan didasar laut,
atau menculnya mahluk aneh adalah teks cerita fiksi ilmiah. Tidak jarang
kisah-kisah semacam itu diikuti dengan pesan-pesan moral sehingga disebut
cerita moral fiksi ilmiah (fiksi sains).
Ada
juga cerita moral yang dibuat oleh pengarang bukan berdasarkan landasan ilmiah
tetapi hanya menggunakan imajinasi. Cerita moral semacam ini sering disebut
sebagai cerita moral fantasi.
D.
Mengidentifikasi kekurangan teks cerita fabel
Ada
dua aspek penting yang perlu diperhatikan ketika mengidentifikasi kekurangan
teks cerita fabel, yaitu aspek isi dan bahasa. Aspek isi berkaitan dengan
unsur-unsur yang membangun cerita, seperti alur dan perwatakan. Aspek bahasa
berkaitan dengan penggunaan bahasa yang digunakan dalam cerita, seperti ejaan,
dan tanda baca.
Alur
cerita berkaitan dengan rangkaian peristiwa demi peristiwa yang diungkapkan
oleh sang pengarang. Meskipun berupa teks cerita fiksi, rangkaian peristiwa
dalam cerita fabel perlu memperhatikan aspek logika. Perhatikan dengan cermat,
apakah penggambaran peristiwa demi peristiwa dalam cerita fabel ada yang
bertentangan dengan logika atau tidak. Perwatakan berkaitan dengan cara
pengarang dalam menggambarkan watak tokoh cerita. Perhatikan dengan cermat,
adakah penggambaran watak yang terlalu berlebiha atau tidak masuk akal. Dalam
menelaah kekurangan teks ceritafabel dari aspek bahasa, kita bisa menggunakan
kaidah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) sebagai acuan.
E.
Menangkap makna teks cerita fabel
Teks
cerita fabel digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan pesan-pesan dan nilai
moral kepada pembaca. Tujuannya agar pembaca tidak mudah tergoda untuk
melakukan tindakan tercela. Selain itu pembaca juga terilhami untuk menjadi
manusia yang berbudaya dan berbudi luhur. Meskipun dijadikan sebagai sarana
untuk menyampaikan pesan dan nilai moral, bukan berarti cerita fabel kehilangan
daya tarik. Dengan kemasan bahasa yang lugas dan mudah dipahami, cerita fabel
digemari oleh kalangan anak-anak hingga orang tua.
F.
Menyusun teks cerita fabel
Setiap
orang pada dasarnya memiliki naluri untuk bercerita. Disadari atau tidak,
setiap orang terdorong menceritakan berbagai pengalaman kepada orang lain.
Naluri ini sesungguhnya bisa menjadi modal utama untuk menyusun teks cerita
fabel. Pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, atau berita di berbagai media
bisa menjadi bahan yang menarik untuk menulis teks cerita
fabel. Namun, kita harus mampu mengolah cerita dengan menggunakan
tokoh binatang. Hal yang tidak kalah penting untuk diperhatikan adalah struktur
isi dan fitur bahasa. Keduanya penting agar kisah menarik yang kamu tulis
benar-benar memenuhi syarat sebagai sebuah fabel. Menyusun teks cerita fabel
harus sesuai dengan struktur teks cerita fabel, agar urutannya logis.
G.
Menelaah dan merevisi teks cerita fabel
Menelaah
dan merevisi teks cerita fabel merupakan kegiatan yang tidak bisa dipisahkan
dalam rangkaian aktivitas menulis. Tujuannya adalah agar tulisan yang disusun
terhindar dari berbagai kesalahan dan kekeliruan yang fatal. Kesalahan itu baik
dari aspek struktur isi maupun bahasa yag kita gunakan. Sebagus apapun isi
sebuah cerita tetapi banyak kesalahan, maka cerita itu tidak aka ada yang
menyukai. Ada dua aspek yang perlu ditelaah dan direvisi dari sebuah teks
cerita fabel agar teks cerita fabel yang disusun
terhindar dari kesalahan yaitu struktur isi dan fitur bahasa.
Berikut
beberapa poin yang harus dilakukan sat merevisi teks cerita fabel :
1) Betulkan
ejaan kalimat berupa kesalahan penggunaan huruf
2) Betulkan
ejaan kalimat berupa kesalahan penggunaan kata depan
3) Setelah
itu urutkan bagian-bagian teks menjadi urutan yang baik dan menjadi sebuah teks
cerita fabel yang baik dan utuh.
H.
Meringkas teks cerita fabel
Meringkas
atau merangkum merupakan salah satu upaya untuk memahami teks. Tujuannya agar
mampu memberikan apresiasi terhadap kreativitas penulis. Seseorang akan
mengalami kesulitan untuk meringkas sebuah teks apabila ia sendiri belum
memahami teks yang akan diringkas. Oleh karena itu, hal penting yang perlu
diperhatikan ketika meringkas sebuah teks adalah memahami isi teks yang
bersangkutan.
Ada
tiga langkah penting yang perlu dilakukan dalam meringkas teks
fabel, yaitu :
1. Membaca
naskah asli
Bacalah
naskah asli berkali-kali agar kamu mampu mendapatkan kesan umum tentang isi fabel
tersebut.
2. Mencatat
gagasan utama
Dalamilah
gagasan yang tertuang didalam teks. Setelah itu catat semua gagasan yang
penting. Gagasan pokok yang telah dicatat dapat dipakai untuk menyusun sebuah
ringkasan.
3. Mereproduksi
gagasan
Urutan
isi hasil ringkasan disesuaikan dengan naskah asli. Akan tetapi,
kalimat-kalimat dalam ringkasan berupa kalimat-kalimat baru untuk menggambarkan
kembali isi dari karangan aslinya.
I.
Langkah Menyusun Teks Cerita Fabel
1. Amatilah
perilaku binatang yang ada disekitarmu, kemudian tentukan hal yang menarik yang
kamu amati sehingga menjadi tema tulisanmu. Tema yang disarankan berkaitan
dengan kebaikan yang dapat diambil dari perilaku binatang.
2. Buatlah
kerangka teks cerita fabel yang terdiri atas struktur teksnya, yaitu
orientasi,komplikasi, resolusi, dan koda. Kamu harus ingat bagian yang termasuk
orientasi, komplikasi, resolusi, dan koda.
3. Buatlah
ide pokok atau gagasan yang ingin kamu tulis di dalam keempat bagian teks
tersebut.
4. Hubungkan
antara ide pokok pada setiap bagian itu dengan menggunakan kata sambung yang
sudah kamu pelajari. Jika perlu kamu mampu membuat dan menambahkan kalimat lain
sehingga teksmu menjadi lebih menarik dan mudah dipahami.
5. Ketika
menyusun teks berdasarkan hasil pengamatanmu itu, kamu harus menerapkan unsur
kebahasaan, seperti ejaan, pilihan kata, tanda baca, dan kalimat.
6. Setelah
kamu berhasil menyusun teks cerita fabel, baca dan cermati lagi teks hasil
karyamu itu. Lengkapi kekurangan dan kesalahan yang terjadi. Kemudian,
diskusikan karyamu itu dengan gurumu. Mintalah dia membaca dan memeriksanya.
Jika sudah dianggap sempurna, publikasikanlah teks yang telah kamu susun
tersebut di majalah dinding sekolah atau kamu dapat mengirimnya ke media massa
di daerah mu. Sebelum dipubliksikan, perbaiki hasil teks yang disusun sesuai
dengan masukan teman dan gurumu.
J.
Menulis puisi dari teks cerita fabel
Setelah
kamu banyak membaca dan memahami jenis teks fabel, kamu juga dapat memperkaya
pemahamanmu melalui puisi. Ketrampilan menulis puisi tdak bergantung pada
bakat yang dimiliki seseorang. Setiap orang dapat menulis puisi. Bagus tidaknya
puisi yang dibuat bergantung pada kemampuan diri dalam mengolah kata. Agar
dapat menulis puisi dengan baik, kamu perlu mengetahui langkah-langkah dalam
menulis puisi sesuai tema teks cerita fabel.
Langkah-langkah
menulis puisi :
Ø Menentukan
tema berdasarkan pengamatan perilaku binatang yang ada disekita kita.
Ø Membayangkan
hal yang akan diungkapkan atau ditulis sesuai dengan karakter binatang yang
telah kita amati.
Ø Menulis
secara sederhana apa yang telah kita tangkap dari pengamatan kita.
Ø Memilih
kata atau diksi yang tepat atau sesuai dengan menggambaran perilaku hewan yang
kita amati.
Ø Menggunakan
ungkapan dan majas dengan tepat untuk mengungkapkan ide dalam puisi.
Ø Mencermati
dan merevisi naskah puisi yang sudah ditulis.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Teks
cerita fabel termasuk jenis dongeng yaitu cerita yang benar-benar tida terjadi.
Fabel merupakan jenis dongeng yang menggunakan hewan sebagai tokoh cerita untuk
menggambarkan watak dan perilaku manusia. Dalam fabel, tokoh hewan dapat
bercakap-cakap dan bertingkah laku seperti manusia. Isi cerita fabel biasanya
mengandung pendidikan moral dan budi pekerti. Teks cerita fabel pada dasarnya
dijadikan sarana untuk menyampaikan pesan-pesan moral kepada pembaca.
Penyampaian pesan moral melalui teks cerita lebih menarik karena dipadukan
melalui rangkaian peristiwa yang seru dan menegangkan.
DAFTAR PUSTAKA
W.S,
Hasanuddin dan M. Abdullah. 2014. Buku Guru Bahasa Indonesia.Jakarta :
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
W.S,
Hasanuddin dan M. Abdullah. 2014. Buku Siswa Bahasa Indonesia.Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Wahono,
Sawali dan Drs. Mafrukhi. 2013. Mahir Berbahasa Indonesia.Jakarta :
Erlangga
Silabus
mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia (peminatan ilmu bahasa dan budaya)
Udh gtu aja gan ! :v
terus kunjungi blog saya !!!!
- Berkomentar baik dengan informasi yang dipostingkan
- Berkata Sopan dan Tawakal
- Jangan Berkata Kotor
- Jangan Nyepam
- Kunjungi Terus Blog Saya
- Dan Jangan Lupa Di Follow Bila Anda Tertarik Dengan Blog Saya
- Sudah Gtuu aja xD
EmoticonEmoticon